Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Mirip Siapa Aku?

Gambar
Wajah Bayiku Sering Berubah-ubah Zya Verani "Dek Shaki mirip siapa, sih , mi? Mirip aku ga?" "Mirip Mas Ozan tau!" 😄 "Eh, sekarang mirip abi..." 😯 "Mirip Nia ini mah, liat aja hidungnya ga ada," ðŸ˜‚ "Sekarang sih mirip umi, tuh lagi syantik kan baby Shakinya?" Semua lantas cemberut dan kompak melempar perlengkapan baby ke arah umi. Ada bedongan, baju ganti, celana panjang hingga diapers baby Shaki mendarat mulus di pangkuan umi. Duhhh... ternyata kalian bersatu melawankuhhhh 😂😂 Baby Shaki tertawa puas. Ternyata ia senang melihat uminya dibully. Hehe...  Bayi, memang memiliki wajah yang berubah-ubah. Terkadang mirip saudaranya satunya, lain hari mirip saudara yang lainnya. Sementara kemarin-kemarin mirip orang tuanya. Tak mengapa selama tidak mirip tetangga bukan?  #digebokjamaah Bayi itu masih dalam masa pertumbuhan wajar saja jika wajahnya berubah-ubah. Tubuhnya saja kan berkembang, masa wajahnya tidak boleh berubah. &

Tips Mengalihkan Diri dari Baby Blues ala Zya

Gambar
Mempunyai anak adalah hal yang paling dinantikan pasangan yang telah menikah. Ada begitu banyak pasangan yang sulit untuk punya anak. Ada juga yang lama menanti hingga bertahun-tahun baru diberikan amanah seorang buah hati. Melahirkan adalah satu momen yang sangat dinanti bagi wanita. Sejak dinyatakan positif hamil, kemudian melalui proses ini dengan suka dukanya yang berliku. Karena ada beberapa wanita yang masa hamilnya diwarnai dengan ngidam yang aneh-aneh. Morning sick, takut cahaya,  bahkan ada beberapa yang selama hamil tak mau didekati pasangan.  Ternyata tidak hanya masa hamil saja hal yang aneh-aneh itu ada. Setelah melahirkan pun hal tersebut bisa berlanjut bahkan mungkin lebih parah. Ada beberapa wanita yang setelah melahirkan mengalami Baby Blues dan Postpartum Depression. Postpartum Blues (PPB) atau Baby Blues dan Postpartum Depression (PPD) adalah dua hal yang berbeda. Tapi keduanya sangat bisa dialami seorang ibu pascamelahirkan.  

"Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam" Laksana Melihat Penulis pada Tokoh Utama

Gambar
"Semangkuk Rendang di Negeri Paman Sam" Laksana Melihat Penulis pada Tokoh Utama  Zya Verani Awal mendapat amanah untuk mengedit naskah ini saya sangat antusias karena ini adalah naskah pemenang dari lomba Young Adult Locality Novel yang diadakan Penerbit Universal Nikko beberapa waktu lalu. Pasti ada yang menarik dan tidak biasa yang ditonjolkan penulis di novel ini hingga menarik hati para juri. Baiklah saya akan membacanya. Mulanya pada bagian awal sedikit membosankan karena alurnya terlalu lambat tapi justru itu asal muasal konflik di cerita ini dimulai. Setelah novel terbit saya menerima bukti terbitnya dan membaca ulang kembali. Karena setelah saya ada satu teman editor lain, penyelaras kata yang mempercantik naskah ini serta proofreader yang juga menyatakan naskah layak terbit. Selanjutnya saya memposisikan diri sebagai pembaca, membaca lagi naskah itu dan kembali menemukan kejutan-kejutan. Bahasa minang yang bertaburan menjadi ciri khas tersendiri di novel ini y

Persiapan Menghadapi UAS ala My Kiddos

Gambar
Persiapan Menghadapi UAS ala My Kiddos  Hari ini hari pertama Ulangan Akhir Semester (UAS) untuk hampir semua jenjang sekolah dari SD hingga SMA. Seperti biasa saya sudah seringkali menyuruh anak-anak untuk belajar sejak jauh-jauh hari sebelum hari ulangan tiba. Ya jamaklah ya... seperti ibu-ibu lain pada umumnya saya pun tak ingin anak-anak pada saatnya nanti malah kelimpungan tidak bisa menjawab soal-soal ulangan dikarenakan mereka tidak belajar.  Sejak Ulangan Tengah Semester (UTS) kemarin sebenarnya saya sudah mewanti-wanti agar mereka giat belajar. Karena seperti teman-teman ketahui anak-anak saya ini juga nantinya akan menghadapi Ujian Nasional untuk kelulusan. Si kembar akan lulus SD sementara si sulung akan lulus SMA. Karenanya saya mengajari mereka untuk mencicil belajar, materi ujian kan tidak hanya kelas 6 saja tapi juga dari kelas 4. Begitu juga dengan SMA materi ujian akan diambil dari kelas 10. Tapi....  Tapi sepanjang apa pun saya berceramah, menjabarkan strategi bel

Sup Ayam Rasa Sayang

Gambar
Sup Ayam Rasa Sayang   Kali ini, saya memasak sup ayam (lagi). Iya, hampir seminggu tiga kali saya membuatnya. Anak-anak paling suka sup ayam, apalagi si sulung hanya suka sup itu. Terkadang saya hampir bosan memasak yang itu itu lagi. Tapi tak apalah yang penting semua hepi. Paling emak yang ga hepi karena uang belanja habis sebelum waktunya. Huhuhu...  Dalam rangka pengiritan, saya kadang memadukan ayam dengan bahan yang lain. Seperti sosis, jamur, telur puyuh atau bakso. Ayamnya cukup satu potong saja lalu dicincang kecil-kecil. Duhhh, mak... irit emen tah #tutupmukapakepanci Saya malah pernah menambahkan seikat bayam dalam panci sup ayam jadi namanya berubah menjadi sup ayam bayam. Sekali lagi, selama anak-anak suka, saya akan tetap berkreasi (baca: mencari alternatif pengiritan yang lain). Sebenarnya di sinilah jiwa kreatif saya sebagai ibu dibuktikan. Apa saja kekreatifanmu, mak? Sampai di mana usahamu memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Terlepas dari murah atau mahal tap

Guru Bukan, Sih, Saya?

Gambar
Guru Bukan, Sih, Saya?  Di rumah saya membuka les mata pelajaran untuk anak-anak SD, terkadang ada juga anak SMP yang memaksa ikutan. Emaknya ding yang memaksa les daripada si emak pusing dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan anaknya yang tak bisa ia jawab. Belum lagi urusan domestik yang ga kelar-kelar.  Kembali ke soal les. Les saya ini awalnya acara belajar bersama antar si kembar dan beberapa temannya. Jika ada pelajaran yang mereka tidak bisa atau sulit menemukan jawabannya setelah mereka utak atik (matematika kalo ini) kembar akan lari ke saya untuk menanyakannya dan selesailah permasalahan. Teman-teman mereka dan juga para ibunya berinisiatif menyuruh saya membuka les saja daripada tiap hari anak-anak harus bertanya ke saya tanpa ada jeda waktu. Akhirnya saya mengiyakan, yaaa... di rumah juga tidak ada aktivitas yang berarti cuma kongkow santai aja sama tetangga kenapa tidak dimanfaatkan ke arah yang lebih baik, pikir saya.  Ga lama beberapa anak lain berbeda usia mulai b

Bahasa Kasih, Tatapan Cinta dan Sentuhan Sayang

Gambar
Bahasa Kasih, Tatapan Cinta dan Sentuhan Sayang Zya Verani Selesai beberes dan masak, lihat baby juga sudah tertidur pulas, maksud hati mau me time dengan baca buku. Eh, belum sampe dua halaman saya dikagetkan oleh suara tangisan. Seringkali saya mendengar dan melihat tetangga depan rumah memarahinya. Membentak, memukul, dan mengeluarkan sumpah serapah lainnya. Tentu saja ia tidak bisa membalas, dia tak bisa berbuat apa-apa selain menangis. Iya, dia hanya seorang gadis kecil, eh bukan... dia seorang bayi mungil, sekitar 1,5 tahun usianya. Badannya kurus, kecil, dan belum bisa berjalan.  Si baby mungil ini ditinggal ibu dan ayahnya bekerja sementara dia diasuh nenek dan kakeknya. Hampir setiap hari si baby memang terdengar rewel, menangis terus... mungkin karena lapar atau ada yang dirasakannya. Saya tak enak bertanya tapi hati miris tiap kali mendengar sang nenek mengomel. Baby kecil mana bisa mengerti omelannya, yang ada suara tangisannya bertambah kencang yang artinya pula menamba