Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Tips Jalan Kaki Sehat di Jalan Berliku

Gambar
Jalan Kaki Ga Capek Meski Kondisi Jalan Naik Turun   zya verani Kudu banget ya bikin tulisan kek gini?  Iya, kali aja ada yang punya kampung halaman kek aye, yang suasananya dah kayak kampung ninja Hattori 😂😂 Kemarin emak dan anak anak diajak paksu ke tempat saudaranya yang sedang mengkhitankan anaknya. Emak tahu letak rumahnya dan mulai kebayang capeknya menuju ke sana, karena jalan kaki gaes...    Jangan percaya kalo orang kampung bilang deket, karena deketnya dia ga sama ama kita gaes. Kita, deket itu cuma 10-20 meter kan ya... Nah, kalo di kampung 3 km itu masih dibilang deket loh 😱 dulu waktu pertama kali diajak pulkam sama paksu, kan diajak berkeliling tuh. Paksu ceritanya mau ngenalin bojone yang keceh badai ini #keseleknangka --ke sodara sodaranya.  Jadilah aku ikutan. Ya ampuun gaes, jalanannya itu loh, naik turun gunung, lewatin lembah, sungai mengalir indah ke samudera, berasa kita lagi bertualang. #miripbangetninjaHattoripan 😁 Nah, kemarin it

Let's Go! Explore The Village 2

Gambar
Wahana Renang Murah Meriah di Kampung Margosono Zya Verani  Kata siapa di kampung ga ada kolam renang?  Ada, kok.  Kolam renang murah meriah, sepuasnya, sampe ngerasa bosen dan kedinganan kalo perlu 😂😂😂  Iyess, di desa Margosono sini ada kolam renang, loh... lokasinya pas tanjakan, eh, turunan (sama aja sih, tergantung liatnya darimana) arah Mranggen. Kolam renangnya terdiri dari tiga kolam. Kolam untuk anak anak yang dalamnya hanya setengah meter. Ada juga kolam sedang dengan kedalaman hampir sedada, 75 cm kayaknya, ini untuk para abegeh. Dan yang terakhir kolam dalam untuk dewasa, 1 meter lebih kedalamannya.  Bagusnya kolam renang yang belum bernama ini, dia memiliki jadwal, loh. Laki laki dan perempuan dipisah dan dijadwal harinya. Senin-Kamis untuk laki laki sedangkan Jumat-Minggu untuk perempuan. Keren kaaaan...  Namanya juga kolam renang di kampung ya... fasilitasnya seadanya. Jangan membayangkan akan ada seluncur liku liku, ombak buatan, busa sabun a

Let's Go... Explor the Village 1

Gambar
Panen Cabai Rawit  zya verani Setelah kemarin menyusuri jalan setapak desa hingga akhirnya sampai ke pasar. Pagi ini kami memutuskan untuk ke ladang. Melihat tanaman apa saja yang bisa dipetik di sana. Karena kata si mbah, sudah beberapa minggu ladang tidak ditengok. Medan menuju ladang si mbah tidaklah mudah gaes... Seperti yang pernah kami lakukan beberapa tahun silam, kami harus melewati jalan yang naik turun dan melintasi hutan kopi. Belum lagi beberapa jembatan kayu yang cukup membuat anak-anak sedikit ketakutan. Jembatan bambu di tengah ladang kopi Jam tujuh pagi, umi sudah mulai memasak di dapur untuk bekal ke ladang nanti. Tempe bacem, balado terong, sambal terasi dan goreng teri + jengki menjadi menu andalan. Yapp, menu tersebut adalah menu paling lezat untuk dinikmati saat merumput di sana. Sepanjang jalan, Nabil yang baru kali pertama ikut mudik bersama kami sangat antusias ketika diajak ke ladang. Ia menyebutkannya ke sawah. Dalam pikirannya sawah dengan pem

Quality Time with Kiddos

Gambar
Quality Time with Kiddos Zya Verani  Sebenarnya ini adalah tulisan lama yang belum sempat dipost. Dan ditulis saat baby Shaki masih ada. Qadarullah... kondisinya saat ini tak lagi sama. Jadi perlu ada sedikit perbaikan di sana sini.  Baiklah,   let's start beb...   Quality time with kiddos? Bukannya sepanjang hari bersama kiddos mak, kok pake ngebahas quality time segala? Eh, Munaroh! Belon apa-apa udah nyinyir aja si lo 😤 Saya dan hampir semua ibu domestik yang kesehariannya di rumah tentu saja sepanjang waktu bersama anak. Tapi apa benar selalu bersama?  Yaiyalaaahh, kan cuma berduaan doang ama anak. Jika anaknya dua, bertigaan aja berarti, dst. Apalagi kalo anaknya masih balita ya sudah pasti selalu bersama-sama dong.  Kemana-mana juga dibawa. Iyesss,  benar sekali, mak.  Tapi apa benar-benar selalu bersama? Maksudnya? Iya hati dan pikiran emak juga bersama si kecil, bersama anak anak. Duhhh, mulai ga ngerti deh nih saya... Tenang mak, pegangan

Mudik Desember 2019

Gambar
Separuh Hati Kami Masih Tertinggal di Sana Zya Verani  Mudik kali ini tak seantusias tahun lalu, meski emak dan keponakan paling pecicilan --si Nabil--ikut tetap saja kami kurang bersemangat. Biasanya packing dilakukan sejak H-7 si kembar sudah rempong memilah baju dan buku bacaan apa saja yang akan mereka bawa. Boneka yang mana yang akan menemani tidur sepanjang perjalanan. Kali ini tidak, semua begitu santai bahkan seperti bermalas-malasan.  Kenapa?  Ya, karena tahun lalu kami masih lengkap berenam, ada si kecil yang turut serta. Itu adalah mudik pertamanya. Betapa kami sangat bahagia, mudik kemarin adalah mudik paling mengasyikan karena ada si kecil kesayangan yang melengkapi kami. Tawa riang, gelak canda dan senyuman selalu terpancar di wajah anak-anak. Rasa capek dan pegal-pegal sirna begitu saja setelah melihat senyumannya.  Ia begitu lucu dan menggemaskan, kegendutannya menjadi daya tarik sendiri bagi orang-orang yang melihatnya.  Bukit Kembang Arum,  mud

On Air 105 PATAI @ Dakta Radio 107 FM

Gambar
Taman Pustaka Dakta  Bincang Santai tapi Padat Gizi   Zya Verani   Sabtu, 21 Desember 2019 kemarin saya berkesempatan hadir di program Taman Pustaka radio Dakta 107 FM. Ini adalah kali ke dua saya tampil di program tersebut, sebelumnya bersama mbak Aprilina Prastari berbincang tentang Perempuan. Waktu itu kami hadir bertepatan dengan Hari Kartini.  Kali ini saya membedah buku 105 Pertanyaan Anak Tentang Allah dan Islam, karangan saya dan mbak Maya Agustiana. Program ini dipandu mas Elnoor dari Dakta yang sangat luwes dan humoris, suaranya juga empuk, enak didengarlah pokoknya. Namanya juga penyiar, ya 😄 Oiya, awalnya saya dijadwalkan datang bersama mbak Maya tapi qadarullaah mbak Maya tidak bisa hadir karena beliau sedang flu.  Jadwal siaran pukul 9 pagi dan 8.30 saya masih di rumah. Paksu tidak jadi mengantar karena harus berbagi tugas mengambil rapor si kembar. Jadilah saya diantar si sulung yang baru saja datang. Alhamdulillaah sudah libur kuliahnya jadi dia bis

Satu Bulan Tanpamu Nak

Gambar
Sayang... (tak tahu harus memberi judul apa)  Seakan  masih terasa dekat kehadirannya. Tawanya, senyumnya, tangisnya bergema di tiap sudut rumah.  Bagaimana bisa umi 'bebas' bersantai di ruang tamu sementara itu adalah areamu bereksplorasi, nak?  Bagaimana bisa umi santai menulis di ruang tengah sementara dirimu asik bermain kipas di sebelah umi, nak?  Bagaimana mungkin umi bisa berlama-lama di dapur sementara dirimu duduk di atas bouncer memandangi umi yang berdiri menghadap kompor dan tak juga selesai memasak?  Bagaimana bisa umi berlama-lama di kamar mandi sedang dirimu asik main air pancuran sambil duduk di bak mandimu menanti giliran?  Bagaimana mungkin umi asik berlama-lama berkebun di halaman sementara engkau menatap umi di teras dengan tatapan 'umi jangan perhatikan tanaman terus, aku juga ingin kaugendong'?   Bagaimana mungkin umi bisa asik bercengkerama dengan ibu-ibu di luar sana sedang dirimu dalam gendongan menatap umi m

Merah di Ghaza

Merah di Ghaza  Aku tak tahu apa yang terjadi di luar, bising sekali. Dentuman demi dentuman terdengar silih berganti memekakkan gendang telinga. Ibu menutupi telingaku, mungkin niatnya meredam suara itu agar tak tertangkap dengar olehku. Aku menggeliat, suara-suara itu sesungguhnya telah membangunkan aku sejak tadi. Mataku mulai menjelajah sekitar. Di mana lagi ini? Ibu terlihat gelisah, ia mendekapku erat.  Sudah beberapa hari ini kami selalu berpindah-pindah tempat, tak tahu kenapa saat membuka mata aku selalu menemukan tempat asing yang baru. Terkadang bersama-sama dengan yang lain, tapi pernah juga beberapa kali hanya aku, ibu dan para kakak.

Kunci Ibu Bahagia

Kunci Ibu Bahagia  Kunci sukses untuk jadi seorang Ibu yang bahagia itu adalah IKHLAS . Iya, ikhlas... bukan mengeluh. Seringkali kita dapati curhatan dari banyak orang termasuk di antaranya tetangga samping kanan, kiri, teman, bahkan saudara yang mengeluh dengan keadaannya sebagai seorang Ibu. Hei kakak, mpok, cing, maemak semuanya... kalo sepanjang hari ngeluh melulu mending ngundurin diri aja deh jadi Ibu #jeddeeerrr.   Yakin bisa mundur? Enggak mungkin juga kaaan, makanya yang perlu kita ubah itu sikap kita, bukan keadaannya. Mau bagaimanapun, diapain juga kondisi kita tetap akan begitu. Capek, riweuh, banyak kerjaan, ngurus ini itu, belum mandi, ga sempat makan... ya wayahna atuh, namanya juga Ibu, bukan selebgram 😂😂😂 Eeit... stop dulu sampai di sini! Jangan protes dulu. "Halahhh ga ngerasain sih gimana-gimananya." Die protes juga kan tuh, namanya juga emak-emak, ye. Sok atuh dah protes.  Udah protesnya?  Hei, Esmeiralda, hai Markonah, halo Esih Sukesih...  ema

Baik Baik di Sana Sayang

Gambar
Baik Baik di Sana Sayang Bismillaah...  Maafkan untuk teman-teman yang mungkin masih bertanya-tanya tentang kepergian my baby yang tak disangka-sangka. Yupp, saya pun terkaget-kaget apalagi teman-teman, ya.  Sakit apa?  kenapa? kok bisa?  Bukannya sehat-sehat aja, mbul, ndut lagi?  Bla bla bla... Sebenarnya saya malas untuk menjelaskannya. Terus terang itu sama saja membuka luka hati saya lagi yang hingga saat ini pun saya tak tahu kapan mengeringnya. Saya lebih memilih membawa serta luka ini daripada saya harus melupakannya. Hikss...  Hari itu, 24 November 2019 bada zuhur saya sedang mengaji sambil membersamainya bermain. Ia begitu lincah mengeksplor sekitar saya, bermain kipas angin, menggapai2 mainan di dekatnya dan memutar posisi ke sana kemari. Abinya tertidur di kamar, si sulung di ruang depan mungkin juga tertidur, si kembar pun tidur siang di kamarnya. Tinggal saya dan my baby di ruang tengah.  Beberapa menit mengaji saya melihatnya masih asik bermain.