Postingan

Menampilkan postingan dengan label Shaki

Adab Takziyah, Feel Sadness

Gambar
Ibu mana yang mau kehilangan anak? Mau anaknya banyak, sedikit, kecil atau sudah besar sekali pun pasti tetap rasa mengikhlaskan itu sulit--walau pada akhirnya menerima--untuk melepaskan.  Anak yang kita sayang sayang, merawat dengan cinta yang penuh dan berjuta manja, lalu yang Mahamemiliki mengambilnya. Ibu tak bisa menahan, pun menangguhkan barang sekejap saja. Tidak, tidak, tidak bisa. 

Lebaran 1441 H ini Tanpamu Sayang

Gambar
Takbir berkumandang dan saya masih tak bisa terlelap. Tahun lalu pun begitu tapi karena mengurus baby Shaki yang baru berusia 8 bulan. Ia tak mau tidur malah ikutan uminya sibuk di dapur. Sungguh kenangan yang sangat indah, Sayang.  Ramadan dan Idulfitri kali ini benar-benar beda bagi kami. Bukan saja karena lebaran yang harus #dirumahaja tapi juga... kini tak ada lagi si kecil baby Shaki yang lucu yang menemani kami. Keceriaannya, tawanya, ndutnya... sunguh, ah rasanya tak sanggup lagi menuliskan ini. 

40 Hari Setelah Kepergianmu

Gambar
Refleksi 40 hari Tanpamu Sayang  Di Blog Tak Pernah Update Tentangmu, Kenapa?  Zya Verani  Hari ini genap 40 hari sudah our lilbaby meninggalkan kami dan menjadi bidadari surga kelak di sana selamanya, aamiin. Dan saya baru menyadari ternyata memang selama ini tak pernah menulis tentangnya di blog ini. Label tentangmu pun tak ada, nak. Padahal begitu banyak kenangan yang semestinya bisa dibagikan. Saya hanya menuliskan pengalaman hamil di usia yang tak lagi muda dan bagaimana mempersiapkan masa kelahirannya.   Tapi setelah ia hadir ke dunia semua kesempatan menulis seperti lenyap begitu saja. Hal itu tergantikan dengan buncah bahagia akan kehadirannya. Senantiasa membersamainya sepanjang waktu adalah momen paling berharga bagi saya. Sehingga saya lupa membagikannya. Saya pun amat jarang menulis untuk tema tema yang lain,  selain kerjaan editan dan menulis naskah Jelajah Dunia (proyek bersama teman teman sesama ibu ibu di satu komunitas).  Maafkan umi nak yang tak

Satu Bulan Tanpamu Nak

Gambar
Sayang... (tak tahu harus memberi judul apa)  Seakan  masih terasa dekat kehadirannya. Tawanya, senyumnya, tangisnya bergema di tiap sudut rumah.  Bagaimana bisa umi 'bebas' bersantai di ruang tamu sementara itu adalah areamu bereksplorasi, nak?  Bagaimana bisa umi santai menulis di ruang tengah sementara dirimu asik bermain kipas di sebelah umi, nak?  Bagaimana mungkin umi bisa berlama-lama di dapur sementara dirimu duduk di atas bouncer memandangi umi yang berdiri menghadap kompor dan tak juga selesai memasak?  Bagaimana bisa umi berlama-lama di kamar mandi sedang dirimu asik main air pancuran sambil duduk di bak mandimu menanti giliran?  Bagaimana mungkin umi asik berlama-lama berkebun di halaman sementara engkau menatap umi di teras dengan tatapan 'umi jangan perhatikan tanaman terus, aku juga ingin kaugendong'?   Bagaimana mungkin umi bisa asik bercengkerama dengan ibu-ibu di luar sana sedang dirimu dalam gendongan menatap umi m

Baik Baik di Sana Sayang

Gambar
Baik Baik di Sana Sayang Bismillaah...  Maafkan untuk teman-teman yang mungkin masih bertanya-tanya tentang kepergian my baby yang tak disangka-sangka. Yupp, saya pun terkaget-kaget apalagi teman-teman, ya.  Sakit apa?  kenapa? kok bisa?  Bukannya sehat-sehat aja, mbul, ndut lagi?  Bla bla bla... Sebenarnya saya malas untuk menjelaskannya. Terus terang itu sama saja membuka luka hati saya lagi yang hingga saat ini pun saya tak tahu kapan mengeringnya. Saya lebih memilih membawa serta luka ini daripada saya harus melupakannya. Hikss...  Hari itu, 24 November 2019 bada zuhur saya sedang mengaji sambil membersamainya bermain. Ia begitu lincah mengeksplor sekitar saya, bermain kipas angin, menggapai2 mainan di dekatnya dan memutar posisi ke sana kemari. Abinya tertidur di kamar, si sulung di ruang depan mungkin juga tertidur, si kembar pun tidur siang di kamarnya. Tinggal saya dan my baby di ruang tengah.  Beberapa menit mengaji saya melihatnya masih asik bermain.

Melahirkan Saat Usia Tak lagi Muda

Ini adalah kehamilan ke empat saya. Ya, usia saya mendekati kepala empat, berarti sudah masuk area rawan untuk melahirkan di usia segitu--kata dokter. Tapi itu tak saya pikirkan dalam-dalam, momen kehamilan saya buat hepi terus setiap hari, tidak memikirkan yang berat-berat. Karena saya Zya bukan Dilan  #gajeya