Satu Hari dengan Ibu, Film tentang Ibu dan Anak yang Kaya Akan Pesan Moral
Bulan September penikmat film Indonesia disuguhkan banyak film berkualitas. Film-film bagus silih berganti memulai penayangannya di bioskop-bioskop tanah air. Salah satunya film Satu Hari dengan Ibu. Sebuah film bergenre drama keluarga yang menyoroti hubungan anak dan ibunya. Film Satu Hari dengan Ibu (SAHDU) ini sudah tayang di bioskop sejak 21 September lalu. Dan saya baru bisa berkesempatan menontonnya Kamis kemarin, menunggu hari libur tiba.
Kali ini saya menikmati quality time bersama si Sulung. Anak lelaki satu-satunya yang mulai beranjak dewasa dan baru saja berulang tahun yang ke dua puluh. Kebetulan ada film ini, momen yang tepat untuk mengeratkan kembali bonding di antara kami.
Sempat terjadi drama juga saat akan menonton film ini. Saya dan si Sulung berangkat selepas zuhur, sementara jam tayang film di pukul 13.00, pede sekali akan tetap kebagian tiket padahal belum beli.
Dan saat tiba di XXI Transmart Juanda, ternyata tiket telah habis terjual untuk film Satu Hari dengan Ibu. MasyaAllah. Anak saya takjub, pun dengan saya dan pelayan tiket. Si mbak tiket sempat berujar, "jarang-jarang loh, Bu, tiket terjual habis untuk film Indonesia," haha maksud lu gimana mbak?
Sudah telanjur keluar rumah, saya tak putus usaha dong, apalagi jarang-jarang me time bareng si Sulung. Kami pun browsing tempat, untuk mencari tahu bioskop mana yang masih ada tiket untuk film ini. Dan ketemulah di XXI Mega Bekasi, dan langsung si Sulung beli tiketnya secara online, takut emaknya menceracau lagi, ia pun bertindak cepat. Alhamdulilah dapat dua tiket.
Kami pun meluncur ke Mega Bekasi, alhamdulilah sudah tenang karena tiket nonton sudah di tangan, tinggal menunggu waktu film di mulai dan memasuki teater. Kemarin suasana bioskopnya ramai sekali, banyak pengunjung yang beraneka ragam, ada anak-anak, orang dewasa juga lansia. Karena hari itu berbarengan dengan penayangan perdana sebuah film Indonesia juga dan bertepatan dengan hari libur.
Tapi dari hasil curi dengar, saya menyimak beberapa rombongan ada yang dari anak-anak pesantren, dan sekolah-sekolah yang menyengaja nobar film Satu Hari dengan Ibu. MasyaAllah.
Kenapa Harus Menonton Film Satu Hari dengan Ibu?
Keunggulan film yang disutradarai oleh M. Amrul Ummami ini adalah dari jalan cerita yang sederhana tapi tidak biasa. Penonton disuguhkan adegan yang terus berulang, tetapi selalu ditambahi sedikit adegan baru. Ini yang membuat kita tidak mau melewatkan satu detik pun menontonnya. Penonton bertanya-tanya apa yang terjadi, ada apakah dengan si tokoh utama, kenapa dia mengalami hal tersebut?
Ide cerita tentang hubungan anak dan orang tua sudah biasa. Tapi ide ini dikemas apik dan dieksekusi dengan sangat baik oleh para pemainnya. Juga tentu tak lepas dari arahan paripurna sang Sutradara.
Bukan hanya mampu membawa penonton terhanyut tetapi juga, saya dan si sulung dapat menemukan kembali momen yang menghangatkan. Menyimpulkan apa yang akan kita lakukan berdua nanti untuk memperbaiki hubungan agar lebih baik. Yupp, pesan filmnya tersampaikan dan dapat kami tangkap dengan baik.
Baca juga : Review Film Air Mata di Ujung Sajadah
Para Pemain Film Satu Hari dengan Ibu
Film Satu Hari dengan Ibu ini adalah produksi perdana Ruang 29 Picture. Juga berkolaborasi dengan Film Maker Muslim/FMM, Hubb Connect, Kajian Musawarah, Masjid Kapal Munzalan Indonesia, dan Agarillus Film. Dan didukung penuh oleh Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dan Sahabat UAS.
Film ini pun direkomendasikan oleh Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Luqmanul Hakim yang juga turut berakting di film ini.
Satu Hari dengan Ibu menggandeng Chand Kelvin sebagai Dewa si tokoh utama, ada Vonny Anggraini, seorang aktris senior yang sangat baik memerankan Ibu, ada juga Vebby Palwinta sebagai teman dekat Dewa. Beberapa artis juga turut bergabung memeriahkan jalan cerita. Ada Ivan Govinda, Ricky Perdana, Rizal Armada, Rony Helmi, Chupink Topan, dan pemain cilik Muzzaki Ramdhan yang kita kenal akting piawainya dalam film Keluarga Cemara. Sementara lagunya ditulis dan dinyanyikan oleh Nata Reza.
Sinopsis Satu Hari dengan Ibu
Naskah film ini ditulis oleh M. Amrul Umammi dan M. Ali Ghifari.
Dewa (Chand Kelvin), seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran waktu yang terus berulang. Dan dihadapkan pada penyesalan tak berujung karena ia selalu mendapati ibunya meninggal setiap hari. Ia pun putus asa, tapi mulai menyadari bahwa Allah selain mengujinya juga memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri dan berbakti pada ibunya. Ia sadar, banyak kesalahan yang ia lakukan setiap hari, khususnya hari itu. Bersama Putri (Febby Palwinta) dan teman-temannya Dewa berusaha untuk berubah.
Dan Dewa pun mulai berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, seperti pesan Ibu terakhir padanya, "Dewa, jadi anak baik ya, Nak." Ia mulai menambah amalan baiknya di hari itu dengan berbakti pada Ibu, menemaninya ke mana pun dan apa pun aktivitas Ibu. Dewa mulai memperbaiki hubungannya dengan Ibu.
Berhasilkah Dewa keluar dari lingkaran waktu yang membelenggunya? Berhasilkah ia menjadi pribadi baik yang diharapkan Ibu?
Mumpung masih tayang, yuk, buruan nonton filmnya. Ajak keluarga untuk nonton bersama karena film ini sarat makna dan pesan yang mendalam.
Baca juga : Review Film Jomblo Fi Sabilillah
Kaya Akan Pesan Moral
Film Satu Hari dengan Ibu ini mengajarkan kita untuk menghargai waktu, memanfaatkan kesempatan hidup yang diberikan Allah untuk selalu berbuat baik, menjadi pribadi yang baik dari hari ke hari. Film ini menyampaikan betapa pentingnya berbakti kepada orang tua terutama Ibu.
Di akhir film, Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan pesannya, ia menyebutkan hadits akan pentingnya berbakti kepada Ibu. Gunakan waktu yang tersisa untuk selalu bersamanya, bahagiakan Ibu sebisa yang kita lakukan, karena momen bersamanya akan sangat berarti dan dirindukan jika Ibu telah tiada.
Hingga film berakhir kami terpaku, seperti tak rela filmnya telah usai. Si sulung menatap saya dengan tatapan yang tak terlukiskan, mungkin ia ingin memeluk saya tapi malu karena udah gede dan banyak orang, haha. Padahal saya ingin sekali meraihnya.
Baca juga : Review Film Merindu Cahaya de Amstel
Sepanjang perjalanan pulang kami banyak berbincang tentang film yang baru saja kami tonton. Dan sampai pada kesimpulan ia akan mengajak saya jalan berdua setiap akhir bulannya. Yeahhh. Ups, alhamdulillah. Kami akan makan berdua, ke toko buku berdua, dan nonton lagi, atau sekedar ngopi sore untuk meluangkan waktu, membicarakan banyak hal bahkan tentang hal receh sekali pun, "umi mau makan apa hari ini?"
MasyaAllah sedahsyat itu efek dari menonton film Satu hari dengan Ibu.
Terima kasih untuk semua kru dan pemain film Satu Hari dengan Ibu. Semoga menjadi amal jariyah yang berpahala sepanjang hayat. Aamiin.
Yuk, eratkan kembali bonding bersama anak dengan menonton film-film bagus negeri sendiri.***
Komentar
Posting Komentar