6 Aktivitas Mengeratkan Bonding Orang Tua dan Anak Remaja

 


Siapa nih, Bunda-bunda di sini yang anaknya sudah mulai beranjak remaja, alias abg atau malah menjelang dewasa? 

Remaja, menurut KBBI artinya mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda. 

Ciri remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, berani mengambil risiko dari perbuatannya, suka bertindak tanpa pertimbangan yang matang, dan menyukai hal-hal yang berbau petualangan. 

Menurut WHO, Remaja adalah masyarakat antara usia 10-19 tahun. 

Secara umum fase remaja adalah rentang usia 10-24 tahun dan terbagi menjadi tiga fase. 

Fase remaja awal 

Fase ini untuk anak di usia 10-13 tahun. Biasanya ditandai dengan pertumbuhan fisik dan pubertas yang signifikan, mereka juga mulai ada ketertarikan dengan lawan jenis.

Fase remaja pertengahan

Untuk anak usia 14-17 tahun, ditandai dengan perubahan fisik dan pubertas yang makin berkelanjutan. Suara sudah membulat bagi laki-laki, dan mulai mendapatkan menstruasi bagi perempuan. Remaja di usia ini juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya daripada membersamai keluarganya. 

Fase remaja akhir 

Untuk remaja usia 18-24 tahun. Perkembangan fisik sudah maksimal, cara berpikir matang dan mulai fokus memikirkan masa depan. 


Aktivitas yang Bisa Mengeratkan Bonding Orang Tua dengan Anak Remajanya 


Ngobrol Bersama

Biasanya saat anak-anak sudah mulai beranjak remaja, mereka mulai enggan bercerita pada orang tuanya. Yang waktu kecil apa saja diceritakan, semua keinginan diungkapkan, kesukaan akan sesuatu tak sungkan diutarakan. Kini ... mereka jarang sekali berbagi kisahnya. Padahal kita sangat merindukan momen-momen tersebut, ya, Bunda. 

Nah, agar keakraban kembali terjalin, Bunda bisa membuka pembicaraan dengan anak remaja Bunda dari hal-hal yang mereka sukai. Buku bacaan, film kesukaan, atau tentang sekolahnya. 


Membahas Hobi Bersama

Twin, sangat suka membaca buku. Hampir setiap pekan beli buku. Online maupun ke toko buku. Biasanya saat paket bukunya datang, saya yang menerima karena mereka masih berada di sekolah. 

Lalu saat menyerahkannya, saya mencoba menarik perhatiannya dengan bertanya tentang buku yang baru saja mereka beli. Biasanya mereka sangat antusias. Saya berusaha mengimbangi celotehnya. Kita harus terlihat 'pintar' di mata mereka. Karena begitu terlihat sedikit saja 'kebengongan' saya, mereka akan mingkem seketika dan mood-pun lenyap. 

Terkadang saya juga sengaja mengaku kalo tempo hari pernah meminjam buku bacaannya. Saya mengutarakan pendapat  tentang buku tersebut, biasanya mereka akan langsung menimpali. Akhirnya pembicaraan santai pun berlangsung lama tanpa disadari. 

Anabul asik tidur di rak buku Twin



Begitulah twin, harus dipancing dengan kesukaannya baru mau bicara panjang lebar. Lambat laun kelekatan kita pun terjalin. 

Baca juga : Ketika Cinta Harus Dikejar (Resensi Buku)


Jalan Bersama 

Waktu kecil kita seringkali mengajak anak-anak berkegiatan di luar, kan, Bunda? Dengan alasan menjalin bonding agar lebih kuat. Kenapa saat kini mereka beranjak remaja dan dewasa kita jarang melakukannya lagi? 

Yapp, betul sekali. Terkadang kesibukan menjadi alasannya. Jadwal sekolah dan kuliah yang padat, belum lagi mereka yang malah memilih healing bersama teman-temannya ketimbang mengajak jalan ibunya. 

• Nonton Film

Bunda dan anak-anak menyukai genre film yang sama? Tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk mengajak mereka menonton film kesukaan bersama. 

Sebelumnya Bunda mencari tahu dulu film apa yang sedang mereka nanti penayangannya. Setelah film tersebut tayang, Bunda langsung mencari momen tepat untuk mengajak mereka nonton bersama. Meskipun awalnya mereka mungkin tidak nyaman tapi lama kelamaan mereka akan lebih suka menonton bersama sang Ibu daripada dengan teman-temannya. Dengan begitu bonding antar Bunda dan anak-anak tetap terjaga. 

Menonton film bersama anak remajaku



Tapi tak mengapa jika mereka sesekali ingin menonton dengan teman-teman, Bunda tidak usah melarang, karena mereka pun tahu kapan harus pulang ke rumah. Haha ... 

Baca juga: Review Film Satu Hari dengan Ibu

• Ke Toko Buku

Nah, biasa saya setelah nonton bersama twin, mereka selain mengajak makan, juga menagih ke toko buku. Tidak apa sesekali memanjakan mereka dengan memfasilitasi hobinya selama hobi itu baik dan tidak menyita waktunya. 

• Makan Bersama

Satu lagi aktivitas yang tak bisa tidak ditolak saat jalan bersama anak-anak. Makan bersama. Saya biasanya yang menentukan akan makan di mana, twin menurut saja selama saya sudah membelikannya buku incarannya. 

Sambil makan bersama kami akan mengobrol panjang lebar tentang apa yang baru saja kita lalui bersama. Membahas film yang baru saja kita tonton, membahas buku yang baru saja dibeli, atau mengomentari makanan yang sedang kita lahap bersama. 

Baca juga: Awali Hari dengan Sarapan Bergizi

Biasanya obrolan menjadi panjang dan beraneka topiknya. Tak mengapa selama mereka nyaman bercerita kita wajib menjadi pendengar setia yang baik. Ingat, Bunda, kita sedang membangun bonding bersama mereka. 

Aktivitas makan bersama ini tidak harus selalu di luar rumah atau saat berpergian. Makan bersama setiap hari saat sarapan atau malam pun bisa menjadi sarana memperkuat bonding orang tua dan anak. 

Makan bersama salah satu aktivitas mengeratkan bonding dengan anak 




Merapikan Taman 

Salah satu kegiatan akhir pekan di akhir bulan yang paling kami nantikan. Ya, merapikan taman, atau bisa juga kebun. Karena di momen ini biasanya semua berkumpul. Saya, Abinya anak-anak, si Sulung dan twin. Kami sangat kompak merapikan taman bersama. Semua melakukan aktivitas yang dipilih dan disukainya. 

Si Sulung biasanya bersama Abi membongkar pot-pot yang media tanamnya sudah kering, membersihkan pot dan mengganti media tanamnya dengan yang baru. Bagian saya membersihkan tanaman yang dikeluarkan dari pot-pot itu. Lalu menanamnya kembali. Sementara twin rajin menyiangi daun-daun kering dan sudah layu. Mereka juga sigap memisahkan tanaman yang sakit agar yang lain tidak tertular. Menata ulang posisi tanaman hias, menyiramnya dan terkahir biasanya berpose di depannya. Tapi untuk yang terakhir, begitu mereka beranjak remaja sudah jarang dilakukan. 

Sambil bekerja kami saling bertukar cerita. Berbincang banyak hal tentang tanaman. Mereka tak bosannya mengulik tentang kecintaan saya dan Abinya pada tanaman dan kebun sayuran. Bukankah aktivitas ini sangat baik untuk mengeratkan bonding di antara kami? 

Beberapa aktivitas untuk mengeratkan bonding Ayah dan anak remaja laki-lakinya Bunda bisa temukan di sini.

Hingga berakhir pada 'pemaksaan' si Sulung agar mengikuti jejak kami. Haha ... Saya dan twin biasanya 'minggat' ke dapur untuk menyiapkan cemilan. 

Baca juga: Tips Membuat Taman Kecil di Rumah


Beraktivitas di Dapur

Meskipun bisa dihitung dengan jari kapan anak-anak remaja saya membantu di dapur, tapi bisa dipastikan dapur adalah tempat ternyaman mereka untuk banyak berkeluh kesah.

Kenapa? 

Karena bisa sambil mencicipi masakan dan comot sana sini.

Begitu jawaban twin. Ya, memang sesimpel itu. Saya senang mereka menemani saya saat memasak atau membuat kue dan aneka roti. Meski tidak membantu, hanya melihat saja, tapi mereka rajin berkomentar. Hal ini mengingatkan saya di waktu kecil saya pun secerewet itu, ternyata benar buah jatuh ga jauh dari pohonnya. Wkwkkk. 

Lain twin, lain pula si Sulung. Sulung saya suka sekali memasak, padahal dia laki-laki. Malah lebih nyambung berdiskusi soal rasa atau menu makanan dengan si Sulung daripada dengan twin. 

Meski begitu, bagi saya celotehnya, protesnya, pujiannya, adalah semangat untuk saya agar lebih rajin lagi mencipta makanan enak. Melalui perbincangan yang mengalir ini, bonding kami tentu saja semakin erat. 

Baca juga: Resep Sawi Gulung ala Korea


Beraktivitas Bersama Hewan Peliharaan 

Aktivitas terakhir yang tentu saja menambah keakraban, kelekatan bonding kami dengan anak-anak adalah bermain bersama para anabul. 

Saya punya tiga ekor kucing di rumah. Bujang, Simbi dan yang paling muda, Sweety. Yang terakhir ini sering diplesetkan menjadi Siti namanya, karena anak-anak les di rumah susah menyebutkan namanya, jadilah nama panggilannya berganti menjadi Siti. 

Twin sangat menyayangi mereka. Si Sulung sangat akrab dengan Simbi dan Bujang. Saya saat ini sendang ditempeli Siti kemana-mana. Abinya? Tidak terlalu suka tapi juga tidak takut. Abi kadang cuek dengan anabul tapi sekali waktu pernah kepergok sedang mengajak bercanda Siti dan Bujang. 

Yupp, bisa dipastikan Abi juga akan nge-fans dengan mereka nantinya. 

Sebelum otw, sempatkan bercengkrama dengan anabul dulu 




Demikian sekelumit aktivitas bersama anak remaja di rumah kami. Sejauh ini bonding yang tercipta sudah kuat dan tetap terajut rapi. Sesama anggota keluarga saling menghargai, mengerti keinginan masing-masing, dan komunikasi banyak arah tetap lancar. 

Jika ada sedikit kerusuhan, itu adalah bumbu dalam menjalani hiruk pikuk dunia anak dan orang tua. Ada kalanya anak kecewa dengan orang tua, ada saatnya juga orang tua harus melonggarkan toleransi untuk menerima anak yang apa adanya. 

Semoga kehidupan rumah tangga kita selalu berada dalam track-Nya. Karena sesungguhnya kita sedang berada dalam sebuah misi ibadah yang terpenting dan muaranya ke Surga-Nya insyaallah. 



Tak lupa untuk selalu mengingatkan kembali visi misi keluarga kita ya, Bun. Anak-anak boleh beranjak dewasa tapi dewasalah sesuai usianya. Kita yang menjadi pengawas agar mereka tetap berada dalam koridor-Nya.

Tetap semangat membersamai anak-anak kita, Bunda.***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mudah Menyimpan Jengkol Agar Lebih Awet

Senantiasa Memurnikan Cinta

Aneka Kreasi Olahan Sandung Lamur