Persiapan TWIN : Road to ITB
Hellowww, finally hari itu datang juga. Hikss, makin dekat makin deg degan, makin galau emak, deeeek ...
Menjelang hari H keberangkatan ke ITB perasaan orang tua makin nano nano, entah perasaan twin. Seantusias itu mereka ingin segera tiba dan bergabung bersama teman temannya yang lain di kampus tercinta.
Sementara kami orang tua terlalu over thinking tentang banyak hal. Kekhawatiran anak yang nanti akan sulit beradaptasi, tidak pernah melakukan segala sesuatu sendiri, selalu dibantu orang tua--minimal meminta bantuan kakaknya. Belum lagi twin yang tidak pernah naik angkot, ke klinik sendirian jika sakit pun tidak pernah, dan banyak lagi yang lainnya.
Padahal twin sepenuh hati meyakinkan kami bahwa mereka sudah besar, bisa mandiri, emak bapak ga usah khawatir yang gimana-gimana. Tapi kami tetap saja khawatir melepaskan mereka di tempat yang jauh untuk waktu yang lama untuk kali pertama.
Selain mempersiapkan hati yang ikhlas untuk melepaskan, kami juga harus mempersiapkan hal lainnya yang tak kalah penting.
Apa saja sih yang harus kita lakukan untuk membersamai anak yang akan berkuliah di luar kota?
Yuk, kita diskusi bareng.
Persiapan Finansial
Mau anak kita akan melanjutkan pendidikan ke luar negeri atau dalam negeri, persiapan dana itu sangat penting. Apalagi di negara kita ini belum ada klausul pendidikan gratis. #eh
Kan setiap anak ada rezekinya, mak. Iya itu pasti, kita tidak boleh menyangkal hal itu. Tapi sebagai orang tua tentu kita wajib mengusahakan yang terbaik untuk anak-anak kita.
Ya, kan, nanti bocah diminta cari beasiswa, mak.
Iya kalo dapat, kalo kagak gimane Munaroh?
Twin sudah apply banyak beasiswa sejak SMA, apakah ada yang nyangkut? Ada juga sih tapi lebih banyak yang gagal. Sampai saat kemarin pun masih banyak ga lolos, Glow n Lovely susah kali ditembusnya ya mak. Kompak berseru, "Iyaaaa..." Semua butuh perjuangan, tidak ada yang instant.
Yang paling urgent dan harus ada tentu saja, siapkan dana. Mau anak kuliah di PTN atau PTS tetap saja butuh dana yang tidak sedikit, kecuali dapat beasiswa penuh ya buibu.
Persiapan mental anak dan orang tua
Persiapan mental sangat penting. Memangnya kenapa, kok harus siap mental?
Anak yang tak pernah jauh dari orang tua sejak kecil itu, tiba-tiba saja bilang mau kuliah ke luar negeri dan sudah diterima. Bagaimana perasaanmu? Nano-nano pasti. Senangnya cuma sedikit tapi yang banyak itu khawatirnya. Mengucap alhamdulillahnya cuma sekali tapi pertanyaan 'bagaimana nanti' banyak sekali.
Jangankan ditinggal jauh ke negara tetangga, ke sebelah kota saja kita sudah was was dan banyak pesan yang disampaikan, apalagi jika menyeberang benua. Duhhhh ... nengoknya jauh pisan gaes wkwkkkk ternyata emak cuma mikirin ongkosnya.
Si anak meskipun itu adalah impiannya bisa masuk di PTN dan atau kampus luar negeri tapi jauh di lubuk hatinya masih ada rasa 'bagaimana nanti orang tua jika ditinggal jauh dalam waktu yang lama'. Sesungguhnya mereka juga memiliki kekhawatiran yang sama. Cuma berbeda cara penyampaiannya saja.
Semestinya orang tua tidak harus memperlihatkan kekhawatiran mereka secara jelas di depan anak-anak. Hal itu bisa dianggap sebagai ketidakpercayaan kepada anak bahwa mereka sudah mandiri. Jika kita sebagai orang tua terlalu khawatir dan mempertanyakan banyak hal, ini akan membuat anak kehilangan kepercayaan diri. Percaya diri yang ia pupuk sejak dulu, pupus seketika hanya karena orang tua menyangsikan kemampuannya.
Jangan ya bu ya, jangaaan.
Persiapan Basic Skill
Terkesan sepele tapi ternyata sangat dibutuhkan anak ketika sedang berpisah dari orang tua. Keterampilan apakah itu?
Yupp. Keterampilan dasar memasak. Termasuk juga di dalamnya merebus, menggoreng, dan menanak nasi.
Apalagi? Mencuci dengan bersih, menjemur dengan rapi, menyapu dan mengepel lantai, membersihkan kamar mandi.
Mencuci piring, melipat pakaian jika tidak sempat disetrika.
Ampoooon mak, sebanyak itu anakmu ga bisa kerjain?
Bukan tidak bisa. Tapi memang jarang bahkan ada yang belum pernah.
Twin memang jarang--jika nulis belum pernah takut kena hujat--mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mereka terbiasa dilayani emaknya. Bukan bermaksud memanjakan tapi lebih ke tidak mau mendengar mereka cekcok soal pembagian pekerjaan rumah. Next akan ku-share apa saja yang twin kerjakan di rumah? Serta drama di dalamnya. Tidak ada.
Karenanya aku merasa salah di sini. Terlambat menyadari, kenapa tidak mengajarkan mereka basic skill ini. Tutorial singkat yang kuajarkan beberapa hari sebelum mereka nge-kost semoga saja masih diingat.
Persiapan akademik dan atau non akademik
Persiapan yang ini sudah pasti dong. Kami tak henti bersyukur saat mengetahui twin masuk ITB. MasyaAllah, alhamdulillah tsumma alhamdulillah.
Prestasi apa yang twin punya hingga bisa melenggang masuk ITB?
Jiahh melenggang. Ngesot iya, berdarah-darah pula.
Stabilkan nilai sejak awal semester hingga akhir. Ikuti semua jenis lomba yang kamu bisa. Baik akademik maupun non akademik.
Perbanyak latihan soal bagi yang ingin masuk lewat jalur tes. Ikut bimbingan belajar jika diperlukan.
Banyak doa dan beramal ya dek ya. Jalur langit juga amat menentukan.
Persiapan Hari H
Pastikan semua barang bawaan sudah di-packing rapi dan tidak ada yang tertinggal. Apa saja itu?
Perlengkapan belajar, perlengkapan tidur, perlengkapan mandi, peralatan masak, persabunan, make up+skincare, seragam sekolah yang harus dibawa, obat-obatan, dll.
Printilan lain yang remeh temeh seperti gantungan, jepitan baju, peniti, lem, lakban, tali rapia, gunting kuku, pembalut, dll... ini pun menjadi perhatian.
Cek n ricek berulang kali hingga siap berangkat. Jangan lupa uang saku. Satu hal yang paling mengeratkan bonding mahasiswa dan orang tua. Wkwkkwkk
Di wag IOM (Ikatan Orang tua Mahasiswa) ITB. Banyak sekali cerita seru yang dibagikan dari para senior soal anak-anak mereka di perantauan. Ketika sudah jadi mahasiswa jangan berharap anak akan siap siaga ketika di telpon. Mereka akan lama menjawab chat, begitu menjawab, jawabannya hanya kalimat dan kata-kata pendek, seperti; iya, ok, aman. Tiga kata pamungkas untuk memupus kekhawatiran orang tua.
Bismillah, insyaAllah Sabtu pagi kami meluncur ke Jatinangor, mengantar twin ke kampus masa depannya. Menitipkan anak kami kepada-Nya karena hanya dalam perlindungan-Nya kami tenang melepas twin. Semoga hari-hari mereka selalu bahagia. Aamiin Allaahumma aamiin.
Komentar
Posting Komentar