Desember dan Semua Bahagianya
Desember adalah bulan yang memiliki banyak predikat. Bulan yang dinanti karena itu pertanda akhir tahun. Bulan yang dihindari, juga lagi lagi karena itu pertanda akhir tahun. Bulan keberuntungan, karena katanya jika sudah melewati bulan terakhir ini, bulan baru di awal tahun yang baru akan membawa keberuntungan. Bulan dagdigdug, karena semua pengeluaran tahunan akan direkap di bulan ini. Bulan waswas karena ada UAS dan harap-harap cemas menanti hasilnya. Haha, apalagi, Mak?
Apapun itu, Desember tetap hadir dengan segala keceriaannya. Ia suka cita datang setelah November dan bulan lain sebelumnya yang penuh ujian hidup terlewati. Ia akan tetap hadir meski sebagian orang tidak menantikannya. Ah, siapa pula yang tidak suka akan hadirnya bulan baru? Bukankah itu pertanda kita berhasil melewati masa-masa hidup sebelumnya?
Alhamdulillaah November terlewati, Januari ke November tahun ini yang penuh bak bik buk. Bukankah selayaknya kita bersyukur dahulu, alhamdulillaah. Bukan malah riweuh memikirkan hal lain di Desember. Liburan misalnya. Wkwkwkkk.
Desember Bulan Refleksi
Manteman, layaknya penumpang bis saat tahu akan sampai di batas akhir tentu kita akan bersiap. Berdiri, bangkit dari duduk dan berjalan ke depan untuk turun di pemberhentian yang kita tuju.
Begitu juga dengan Desember, meski kita tidak menantikannya, ia akan selalu menjadi salah satu pemberhentian kita. Entah sesaat, atau mungkin yang terakhir. Karena sejatinya kita tidak tahu sampai di mana perjalanan kita.
Di Desember meskinya kita bersemangat, karena kita akan me-review perjalanan hidup selama setahun ke belakang. Jangan dulu misuh-misuh dengan banyaknya kejadian yang dialami. Say heula, alhamdulillah ala kulli hal.
Yap, kita bersyukur telah sampai di Desember. Meski mungkin banyak kejadian yang menguras emosi, memaksa mengeluarkan banyak air mata, memeras banyak tenaga fisik dan mental kita dalam melewati semuanya. Yapp, kita merasakan semua itu. Berhasil terlewati? Berhasil dong, nyatanya kita sampai di Desember ini. Alhamdulillah.
Semua kejadian--baik atau pun buruk--adalah baik, jika kita betul-betul merasakan hikmahnya. Ada hikmahnya kan di tiap kejadian yang baru kita lewati?
Coba manteman ingat lagi apa saja kejadiannya, bagaimana jalan ceritanya, bagaimana akhirnya? Bukankah ada setitik hikmahnya? Jika belum menemukan, mungkin belum disadari tapi percayalah. Apapun yang terjadi itu yang terbaik dari Allah.
Jangan sibuk mengeluh. Toh, Desembernya juga udah datang. Ga akan mengubah keadaan. Hadapi dengan bismillah. Semua pasti indah jika Allah mengijinkan.
Bagaimana dengan yang hari-harinya indah terus selama setahun ini? Hidupnya berasa lurus, mulus, ga ada ujian. Nikmatnya bertambah terus, rezeki mengalir dari mana saja. Kelihatan enak hidupnya.
Sssttt ... hindari jauh-jauh sifat iri dengki, jangan sibuk menilai hidup orang lain. Kita tidak tahu isi hidup orang lain, apa saja yang sudah dihadapinya. Tidak ada hidup yang tidak ada ujiannya. Kita saja yang tidak melihatnya karena itu bukan hidup kita.
Bagi mereka yang terlihat bahagia sepanjang tahun ini, alhamdulillaah. Allah sedang mengangkat derajatnya.
Tapi jangan terlena. Kita tidak tahu kapan Allah menetapkan ujian, kapan Allah memberikan usikan sedikit dalam kehidupan ini. Air tenang pun akan beriak jika ada angin sepoi-sepoi menyapa.
Baca juga : Refleksi Diri
Hadapi dengan Banyak Bersyukur
Alhamdulillaah, dengan semua ujian yang datang, jadi bisa lebih struggel menghadapi hidup. Terima kasih ya Allah dengan bumbu hidup nano nanonya, jadi bisa melihat dan merasakan hidup yang lebih bermakna penuh warna.
Alhamdulillah dengan semua nikmat bahagia, keberhasilan, semua anugerah yang tidak disangka-sangka. Meski merasa bahwa itu sepertinya belum layak untuk didapatkan, tapi Allah malah memberikan banyak karunia yang tiada henti. MasyaAllah tabarakallah.
Alhamdulillah untuk semua suasana hati, membuncah bahagia, tangis syukur tak terkira. Tapi jikalau pernah terlalu hepi jadi kadang lupa bersyukur. Istighfar, Allah tahu, manusia tempatnya lupa, tapi Allah juga menanti kembalinya kita untuk menyampaikan bahagia dan syukur itu kepada-Nya. Bahagia dan banyak bersyukur, adalah kuntji menjalani hidup.
Bersyukur adalah jalannya. Bersyukur adalah senjata utama dalam menjalani hidup ini. Senano nano apapun hidup, jika kita pandai bersyukur, insyaAllah semua akan terlewati.
Tidak ada hidup yang susaaaah terus. Begitu juga bahagia, hidup tidak akan selamanya asik. Akan ada naik turun. Hantaman gelombang. Membentur batu karang, dan banyak lagi ujian yang menghadang kapal kehidupan.
Tugas kita bersiap, menerima, hadapi, dan bersyukur dengan hasilnya. Apapun itu? Yapp, karena itu yang terbaik dari semua takdir Allah.
Desember Ceria
Mari bersiap dengan suka cita menyambut Desember ini dengan bahagia. Refleksi dan semua jenis evaluasi mari kita khatamkan. Muhasabah diri, keluarga, lingkungan, semua ter-ceklist sempurna, bismillah.
Masa ujian sekolah harus menjadi masa yang paling dinanti, karena setelahnya akan hadir banyak libur. Manfaatkan dengan baik, isi dengan kebaikan. Menebar manfaat ke segala arah.
Mau liburan. Silakan liburan dengan tenang, bahagia dan penuh kebaikan. Liburan yang bagaimana yang penuh dengan kebaikan? Bisa dirancang sendiri lah, tahu kan mana yang baik mana yang ga.
Mau mudik? yuk, mudik dengan membawa sejuta kebaikan untuk saudara dan handai taulan di kampung halaman.
Hanya di rumah saja? Tak mengapa, mari menikmati liburan di rumah saja dengan bahagia. Menonton acara yang baik, berbagi kisah baik, bersilaturahmi dengan tetangga dan saudara atau teman dekat dengan membawa kebaikan. Berbaur dengan sekitar juga dengan menebar suasana hati yang baik. Liburan kita akan selalu membawa kebaikan.
Nah, seperti apa Desember kita nanti, kita sendiri yang menentukan. Kuy, susun itenerary dari sekarang. Stay di terus terusan mengeluh tanpa action nyata? Atau bersiap menjadikan Desember penuh warna?
Mari jadikan Desember adalah bulan yang dinanti-nantikan datangnya. Karena di Desember kita merefleksi semua hal. Capaian, hal yang terlaksana, hal yang meleset dan semua kejadiannya. Juga rasa syukurnya dong, jangan lupakan itu. Di Desember juga kita menyusun rencana baru serta backup-nya. Dilihat kembali apakah tahun depan bisa dilaksanakan, jika masih kurang ... benahi lagi di bulan ini. Semua tertulis rapi di bulan ini, sehingga tahun depan kita hadapi dengan semangaat baru dan hati yang baru.
Aku, kamu, dan kita siap menjalani Desember ini dengan hati yang bersih. Hati yang kosong dan rela mengisinya dengan banyak tangki kebahagiaan. Semoga tahun depan terbentang takdir yang lebih baik. Tetap semangaat. Bismillaah.

Komentar
Posting Komentar