Anak adalah Investasi

Memiliki anak yang membanggakan adalah cita cita setiap orang tua. Anak adalah anugerah. Karena tidak setiap orang diberkahi anak dalam rumah tangganya. Anak adalah amanah yang diberkahi untuk orang tua dari Allah. 

Orang tua yang dipercaya dititipkan amanah anak, berkewajiban mendidiknya dengan baik.

Yupp, mendidik. Dengan baik. Tidak hanya ilmu pengetahuan tetapi juga anak harus dibekali dengan budi pekerti dan akhlak mulia. 

Anak yang soleh solehah, berpendidikan bagus adalah investasi premium bagi orang tuanya. 

Anak dengan kapasitas mumpuni tidak ujug-ujug hadir di dunia ini. Mereka lahir dari tempaan sepanjang hayat dengan perhatian utuh dan penuh dari orang tuanya. 

Lantas bagaimana cara mendidik anak sesuai keinginan kita tapi juga tidak menyimpang dari syariat-Nya?

Tentu saja kita sebagai orang tua harus berpedoman pada ajaran Rasulullah saw dalam membersamai anak-anak. 

Nah, inilah cara mendidik anak ala Rasulullah yang bisa kita terapkan sehari-hari.


Berikan kasih sayang dan perhatian

Rasulullaah selalu memperhatikan dan menyayangi anak-anak. Ia selalu menyempatkan diri untuk bermain dan bercanda dengan anak-anaknya. 

Luangkanlah waktu setiap hari untuk menemani anak bermain, belajar dan menjawab setiap pertanyaannya, ya, Ayah Bunda. 

Karena anak yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya pasti akan merasa dihargai dan dicintai. Karena ia selalu didengarkan tiap kali berbicara dan bercerita, selalu mendapat jawaban tiap kali bertanya. Dan, boleh dilihat, anak yang berlimpah kasih sayang cenderung lebih pede dari orang lain, loh. 


Ajarkan nilai-nilai Islam sejak dini

Orang tua wajib hukumnya membantu anak-anak mempelajari nilai-nilai Islam sejak usia belia. Karena sejatinya Islam berfungsi sebagai panduan hidup kita sehari-hari. Sejak dini ajari anak tauhid mengesakan Allah, Allah mengawasi setiap perilaku hambanya. 

Kenalkan dengan Islam melalui hal-hal sederhana. Berkeliling melihat pemandangan, mengagumi ciptaan-Nya, selalu bersyukur dengan semua nikmat yang Allah berikan. Ajarkan anak baca tulis Alquran. Mengenal nama-nama Allah yang mulia lewat asmaul husna. Mengajarinya menghafal lewat syair dan lagu akan mudah diterima anak-anak. 


Menjadi teladan yang baik

Anak selalu meniru perilaku orang dewasa di dekatnya. Itulah kenapa anak kecil cenderung menjiplak perilaku orang tuanya. Anak kecil adalah peniru ulung, ia akan meniru semua yang dilihatnya. Maka dari itu, hati-hati berperilaku dan berkata-kata di depan anak, karena ia merekam segalanya. Hindari perbuatan tidak baik, curang, berkata kasar, menipu, manipulasi terhadap orang lain jika anak tidak mau melihat dan melakukannya di kemudian hari. 

Orang tua harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki akhlak dan perilaku supaya menjadi suri tauladan yang baik bagi anak-anaknya. Hindari perilaku-perilaku negatif yang berpotensi ditiru oleh anak, ya. 

Baca juga : Pastikan 5 Hal Ini Diberikan Kepada Anak Kita


Mengajarkan akhlak mulia 

Nabi Muhammad SAW selalu menekankan kita tentang pentingnya memiliki akhlak yang baik, mulai dari bersikap jujur dan rendah hati. Berikan contoh sikap akhlak yang baik dan manfaatnya kepada anak-anak kita.  

Selain lebih menghargai orang lain, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih berintegritas dan percaya diri nantinya. diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a.

{وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا آدَابَهُمْ

Dan berkatalah Rasulullaah saw: "Muliakanlah anak-anak kalian dan ajarilah mereka tatakrama," (HR.Anas bin Malik)


Bersikap adil dan tidak membeda-bedakan

Terkadang tanpa disadari, kita lebih condong kepada salah satu anak dibanding anak lainnya. Padahal hal tersebut sangat menyakitkan bagi anak yang merasa tidak diistimewakan. 

Hanya karena anak satu lebih berprestasi lantas selalu dipuji dan dielu-elukan, padahal anak lainnya pun menonjol di bidang lain hanya saja kita terlambat menyadarinya. 

Kita sebagai orang tua tidak boleh membeda-bedakan anak dari segi apapun jua. Berlaku adil adalah yang terbaik, perlakukan sama semua anak sesuai porsinya. Dengan demikian mereka akan merasa dihargai dan sangat berarti bagi keluarganya. 


Menghargai dan Mendengarkan Anak

Seperti halnya bersikap adil, kita juga orang tua hendaknya selalu menghargai dan mendengarkan semua perkataan anak saat ia sedang berbicara. Baik itu luapan kegembiraan atau pun keluh kesah anak. Sebagai orang tua yang baik, Nabi Muhammad SAW selalu menghargai dan mendengarkan anak-anaknya saat berbicara, loh. 

Menanggapi dengan antusias memberikan reaksi yang tertarik, memberikan selamat dan pujian adalah respon yang dinanti-nanti anak kita. Hali ini membuat anak nantinya tidak akan takut untuk berpendapat dan beropini, bahkan di depan banyak orang. 

Baca juga : 6 Aktivitas Mengeratkan Bonding Anak dan Orang Tua


Memberikan pendidikan yang baik

Rasulullah sangat mengutamakan pendidikan anak-anaknya. Dalam hadis riwayat At Tabrani dari Ali bin Abi Thalib r.a., beliau pernah bersabda: “Didiklah anak-anakmu atas tiga hal: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.”

Pendidikan adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter anak. Orang tua perlu memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan pendidikan Islami yang baik. Ini bisa berupa pendidikan formal di sekolah Islam atau pendidikan non-formal seperti mengaji di rumah. Pendidikan Islami tidak hanya mencakup ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam. 

Pengetahuan umum bisa didapat dari sekolah-sekolah dan pengalaman. Tapi juga harus disertai dengan pengetahuan agama yang cukup untuk menjaganya. Tekankan bahwa adab lebih dulu daripada ilmu. Memiliki ilmu yang tinggi tapi tidak beradab baik, ini adalah nol besar. 

Attitude yang baik harus menyertai kepandaian yang dimiliki anak. Karena hal tersebut yang akan menjadikan kedudukannya mulia di mata orang lain. 


Motivasi dan apresiasi keberhasilan anak

Memotivasi anak untuk menjadi yang terbaik dan unggul diantara yang lain samgatlah bagus untuk membangun jiwa kompetitif anak. Tapi orang tua juga diharapkan tidak melulu menuntut anak untuk selalu berprestasi tetapi juga harus memberikan apresiasi saat mereka meraih keberhasilan. Pujian yang sewajarnya membuat anak tidak jumawa yang berlebihan. Ajari anak untuk tidak sombong dan menghargai orang lain. Tidak mengejek teman yang tidak sama kemampuannya dengannya. Tetapi ajarkan pula bagaimana berbagi dan mengajari teman yang kesusahan dalam pelajaran. 

Tidak memperlihatkan rasa kecewa yang dalam saat anak tidak berhasil meraih target yang diinginkan. Apalagi hingga memarahi anak dengan kata-kata yang bisa mematahkan semangatnya. Hendaklah orang tua kembali membangun jiwa kompetitif dan semangat anak untuk tidak menyerah. Beri apresiasi dan pujian atas usaha yang telah dilakukannya. 

Selalu membersamai anak dalam meraih cita-cita membuat anak merasa ada yang menemani dan punya tempat bertanya untuk berkonsultasi banyak hal. Libatkan anak dalam memgambil keputusan yang berkaitan dengannya. Hendaknya orang tua tidak memaksakan kehendak terhadap anak. 


Mengajari anak sikap sederhana dan bertanggung jawab 

Hidup secukupnya tidak berlebih-lebihan adalah cermin perilaku terpuji. Menghargai tiap pencapaian dan usaha yang dilakukan membuat anak tidak grasak grusuk dan banyak menuntut. Bahwa apa-apa yang dimiliki saat ini didapat dari perjuangan panjang dan kerja keras tak kenal lelah. Karenanya tidak boleh menghambur-hamburkan apa yang dimiliki. 

Anak pun harus dibiasakan untuk tidak memamerkan barang mewah, apalagi hingga membuat iri teman sekitar. 

Bertanggungjawab atas tugas yang diberikan dan melaksanakan tugas tersebut hingga selesai. Hal ini membuat anak-anak akan terbiasa memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya. Dan tidak boleh melimpahkan tugasnya kepada orang lain. 

Kita juga harus membiasakan memberi hadiah sederhana untuk anak yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dengan begitu mereka akan bersemangat menuntaskan tiap tugas yang diberikan. 

Baca juga : Tips Menemukan Hobi Anak


Mendoakan anak dengan sebaik-baik doa

Terakhir, selalu mendoakan kebaikan untuk anak kita. Senantiasa meminta kepada-Nya agar anak-anak kita selalu dalam penjagaan-Nya, taat pada Allah dan Rasul-Nya. Tidak melalukan hal-hal terlarang, hidup bahagia dan selalu menjadi anak saleh salehah. 

Tentu kita menginginkan generasi penerus yang baik, dalam hal akhlak dan ilmu. Berkecukupan, mapan di dunia, berakhlak baik, dikenal orang dengan ciri khasnya yang santun dan berkegiatan yang menginspirasi orang lain.

Tentu kita tidak ingin meninggalkan warisan generasi yang bobrok di belakang kita bukan? Mari bersama bahu membahu membentuk generasi terbaik. Mumpuni dalam ilmu dan amal. Menjadi teladan banyak orang karena prestasi dan akhlaknya. Bismillaah ... anak kita adalah investasi akhirat kita.  

Doakan anak setiap waktu di tiap kesempatan berdoa. Sebut nama-nama mereka satu persatu beserta keinginan kita. 

Semoga Allah jadikan anak-anak kita saleh dan salehah, selalu dalam jalan-Nya. Sehat wal afiat, tidak kurang satu apapun. Allah mudahkan segala urusannya, tidak dipersulit. Mendapatkan teman yang baik. Tercapai semua yang dicita-citakan. Aamiin. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Awali Hari dengan Sarapan Bergizi

13 Bom Di Jakarta Siap Memacu Adrenalinmu